Jumat, 21 Desember 2012

Mahakarya-Nya yang Kucinta


Bismillahirrahmanirrahim..
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang telah menciptakan berbagai mahakarya yang menakjubkan. Salah satu mahakarya yang menakjubkan itu kusebut, ibu.

Yap! Hari ini, 22 Desember 2012 merupakan hari spesial untuk orang paling spesial di muka bumi ini. Sudahkah kita persiapkan surprise untuk ibu kita masing-masing?

Kalau masih ada yang bingung dan enggan untuk memberikan sesuatu yang spesial kepada ibu di hari bahagia ini, silakan baca tulisan berikut sampai akhir. Bagi yang sudah punya rencana, silakan laksanakan rencananya. :D

Tulisanku kali ini terinspirasi dari kejadian tadi siang di sebuah jalan. Kulihat tiga orang berada di atas motor. Sang ayah selaku pengendara, ibu dan bayi kecil di belakangnya. Aku takjub, bukan karena mereka bertiga boncengan, namun sepanjang perjalanan, aku melihat sang ibu menempelkan bibirnya terus di pipi bayi mungilnya itu. Kecupan sayang dan lama sekali. Aku yang berada di belakang mereka terkesima sejenak. Terlintas olehku bayangan sendu penuh cinta, ibuku yang nun jauh di sana. “Apa kabar ibu sekarang?”, sontak pertanyaan itu keluar dari mulutku.

Sejenak aku menerawang, mengingat masa-masa kecilku. Aku dilahirkan di keluarga yang alhamdulillah tertarbiyah. Aku bersyukur sekali dibesarkan di keluarga ini. Ibu dan ayahku selalu menyebarkan nilai-nilai islam dimana pun. Ayahku seorang dokter dan pendakwah. Ibuku seorang ibu rumah tangga dan juga da’iah. Mereka sudah bersusah payah membesarkan anak-anaknya hingga sekarang, bahkan sudah ada yang mau nikah. #ups :D

Karena hari ini hari ibu, jadi aku fokuskan bahasan ke ibu. Ayah jangan sedih ya, insyaallah nanti ada juga tulisan tentang ayah di hari ayah. :)

Balik lagi ke ceritaku di waktu kecil. Ibu, seorang yang tangguh. Membesarkan empat anak yang super duper heboh. Setiap hari ada aja yang diributkan. Ya, biasalah anak-anak kan memang seperti itu. Setiap ada permainan yang baru, bisa dipastikan aka nada hujan lokal bagi yang kalah. Biasanya sih Khalid tuh yang nangis. #eh keceplosan :p

Ketangguhan ibu mulai kutau saat usiaku beranjak dewasa. Ibu selalu bangun di awal pagi untuk membangunkan kami semua, shalat berjamaah, tilawah, membuatkan sarapan, mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, mengantarkan adek ke sekolah dan menjemputnya pulang, memasak, liqo, dan banyak lagi seabreg aktivitas yang ibu lakukan. Setiap kegagalan yang dihadapi anak-anaknya ibu tetap menyemangati kami dan selalu bilang, "gak apa-apa, kita coba lagi." Dulu, saat-saat menegangkan setelah lulus SMA aku mencoba hampir semua tes masuk PTN ternama di Jawa. Namun gagal terus karena yang ku ingin adalah fakultas yang digandrungi banyak orang, ya fakultas yang ayahku pernah memasukinya. Hingga pada akhirnya di pengumuman SNMPTN, aku lulus sebagai salah seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Aku senang, tentu ibu juga senang. Aku tidak tau apa yang ibu rasakan saat itu, yang jelas ibu bangga memilikiku. 

Aku selaku anak ibu juga sangat bangga memiliki ibu seperti dirinya. Ibu yang sholehah dan menularkan kesholehan kepada anak-anaknya. Mewariskan akhlak baik kepada kami semua. Alhamdulillah..

Bu, terima kasih untuk 21 tahun yang telah berlalu. Terima kasih untuk kasih dan sayang yang selalu kau curahkan untuk anakmu. Sungguh tak terbalaskan jasa-jasamu jauh sebelum aku mengenal dunia. Ketika aku masih di kandungan, aku sudah merepotkan ibu, apalagi ketika aku lahir. Maafkan aku ya bu untuk setiap khilaf yang pernah kubuat kepada ibu.

Di hari special ini, kupersembahkan sebuah lirik nasyid untuk ibu. Semoga ibu senang membacanya. :)

Ibu
Album : Hijrah
Munsyid : Bijak
http://liriknasyid.com

Ibuku.. oh .. ibu...
Betapa ikhlas kau menyayangiku
Jiwamu tulus memeliharaku
Tiada mengharap mengharap balasanku

Ya allah tuhanku..
Bukakanlah pintu ampunan-Mu
Curahilah dia dengan rahmad-Mu
Dia merawatku sejak kecilku

Oh ibu.. kini aku jah darimu
Ingin ku luruh di pangkuanmu...
Rengkuhlah aku dengan doa malammu
S'moga Dia membimbing langkahku

Oh ibu.. kini air mataku berderai
Rindu belai kasih sayangmu
Dengan ketulusan hati yang dalam
Maafkanlah anakmu ini.....

Kamis, 18 Oktober 2012

Apatisme mahasiswa kedokteran, akankah terus seperti ini?


Renungan singkat untuk teman sejawat~

Tulisan kali ini berawal dari perkuliahan berdurasi satu jam dari dokter spesialis orthoped, sebut saja dr. U. Beliau memberi kuliah tentang Adverse Event (Kejadian yang tidak diharapkan). Namun, bukan topik perkuliahan yang akan kita bahas. 

Dr. U tiba-tiba mengalihkan topik di pertengahan kuliah, beliau mengatakan bahwa beliau ingin sekali protes terhadap penebangan pohon di kampus. Menurutnya penebangan pohon yang dilakukan akibat menghalang tonggak listrik beserta kabel-kabelnya merupakan hal yang tidak sepantasnya. “Pohon itu lebih mahal, mending tiang listriknya aja yang dipindahin!”, begitu ujarnya. 

Lalu kata-kata berikut yang begitu menghujam ke dalam sanubari mahasiswa terutama aktivis kampus para calon dokter ini, yaitu “saya aja mau protes, tapi kok gak ada mahasiswa yang protes dan demo terhadap penebangan pohon FK?”

Ya, dari pertanyaan menggantung itu, cukup membuat kami tersadar bahwa kami memang tidak peka, tidak peduli, egois. Benar ternyata penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti dari luar negeri sana bahwa mahasiswa yang menduduki peringkat pertama untuk sifat egois dan kurang bergaul adalah mahasiswa kedokteran. Tentu, hasil penelitian ini tidak bisa dijadikan pembenaran. Karena siapa pun kita, mahasiswa mana pun kita, seharusnya kita bisa menjadi seseorang yang bermanfaat bagi sekitar, peka terhadap perubahan lingkungan, dan kritis dalam melihat sebuah keadaan. Begitulah seharusnya seorang mahasiswa, tidak ada beda. 

Kamis, 03 Mei 2012

Langit

Aku suka melihat langit. Kapan pun waktunya, dimana pun tempatnya. Aku suka memandanginya lama sekali, seakan tak ingin menapaki bumi dan ingin terbang mendekat. Aku juga suka memperhatikannya, dikala tidak ada bebintang yang menghiasi, di waktu semua penghias langit enggan bekerja sama dengannya untuk memperlihatkan mahakarya Sang Pencipta.

Aku suka walau ia sedang sendu dan muram seakan enggan memperlihatkan cantiknya ia di kala malam. Aku tetap suka walau butiran hujan membuatnya kelam (namun sesungguhnya kekelamannya lah yang membuat butiran itu jatuh ke bumi), walau ribuan manusia mengeluh akan hadirnya ia dalam kelam.

Aku suka melihatnya, sangat.

Sahabat, semua kesukaanku ini berawal dari wisma. Wisma tempatku tinggal untuk belajar. Belajar tentang hidup, tentang mimpi, tentang persaudaraan. Anggota wisma yang selalu menyambutku hangat ketika  seabrek aktivitas kampus menggerogoti tenagaku.

Wismaku tak jauh dari sebuah mesjid megah di gang kecil sana. Wisma membiasakanku untuk senantiasa menyempatkan diri sholat di mesjid ketika magrib, isya, dan subuh tiba.

Sepanjang jalan menuju mesjid, aku selalu melihat langit. Damai..

Pada mulanya aku hanya berdecak kagum dan memuji Sang Pencipta atas ciptaanNya. Seiring berjalannya waktu, setiap aku melangkahkan kaki menuju mesjid, aku terbiasa melihat langit. Lama sekali. Entah magnet berkekuatan berapa yang menarikku untuk selalu melihatnya, hingga kadang aku hampir terjatuh karenanya. Sudah menjadi rutinitas baruku setiap kali pergi dan pulang mesjid, aku menatapnya dan ingin selalu menatap.

Pernah suatu ketika aku berjalan malas menuju Rumah Allah itu. Namun karena melihat langit, semangatku untuk melangkah membuncah. Hebat sekali dia. dia?

Tidak. Bukan langit. Aku tersadar. Bukan dia, melainkan Allah.

Ya! Allah yang mengingatkanku lewat langit. Allah lah yang membuatku terpesona akan ciptaanNya. Allah lah yang selalu menuntun langkahku menuju RumahNya. Dan Allah lah yang membuat aku tak henti melihat langit. Karena Allah tahu aku akan mengingatNya ketika aku melihat langit.

Sungguh.. Maha Kuasa Allah yang telah menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya.

Langit menjadi penyambung ketika hatiku ingin berbicara pada Rabbi. Langit menjadi saksi atas segala ekspresi dan kata-kataku untukNya. Namun langit juga menjadi pembatas, untuk aku bisa melihat Tuhanku.

Tepat 24 jam yang lalu aku membaca sebuah novel yang sangat hebat karya Tere-liye. "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" judulnya. Pas sekali. aku menyukai langit, dan tokoh utama di novel itu menyukai rembulan. Dan aku mengutip beberapa kata dari buku ini yang menjadi inspirasiku menulis -lagi, di blogku yang telah lama tidak ku perhatikan.

"Ada satu janji Tuhan. Janji Tuhan yang sungguh hebat, yang nilainya beribu kali tak terhingga dibandingkan menatap rembulan ciptaanNya. Tahukah kau? Itulah janji menatap wajahNya. Menatap wajah Tuhan. Tanpa tabir, tanpa pembatas.. Saat itu terjadi maka sungguh seluruh rembulan di semesta alam tenggelam tiada artinya. Sungguh seluruh PESONA DUNIA akan layu. Percayalah selalu atas janji itu."

Semoga pesona dunia yang ada di hadapan kita dalam bentuk apapun itu, tidak akan membuat kita lupa tujuan hidup yang sebenar dan akan Dia, Sang pemilik segala pesona.

Kini aku sadar, pesona langit belum apa-apanya. Aku ingin melihat Pemilik segala pesona, dan saat itu langit tak lagi menjadi pembatas antara aku dan Dia.


Jumat, 16 Maret 2012

Wadah


 
Seorang murid tampak murung di hadapan gurunya. Ia sengaja mendatangi sang guru karena satu alasan: mencari solusi dari seribu satu masalah yang seperti tak pernah henti menderanya. Belum masalah yang satu selesai, masalah baru pun muncul, berkembang, dan seterusnya.
“Guru, kenapa hidupku teramat sulit. Masalah seperti tak pernah mau menjauh dariku,” ungkap sang murid menunjukkan wajah galaunya. Semangat belajarnya seperti akan pupus dengan seribu satu masalah hariannya.
“Muridku, perhatikan apa yang akan aku lakukan dengan segelas air tawar ini,” ucap sang guru sambil memasukkan sebungkus serbuk jamu kedalam gelas.
Setelah diaduk, sang guru pun mempersilakan muridnya untuk mencicipi air yang berubah kehijauan itu. “Silakan kau coba!” ucapnya lembut.
Sang murid pun meraih gelas itu untuk kemudian mencicipinya. “Pahit! Pahit sekali guru!” ucapnya begitu spontan. Tapi, sang murid masih belum mengerti dengan segelas jamu itu.
Sesaat kemudian, sang guru pun mengajak muridnya untuk berjalan menuju tepian kolam di sebuah taman alam. Taman itu begitu asri. Sejumlah mata air dari tanah pegunungan mengalir perlahan menuju kolam taman.
Dan, sang guru pun menaburkan tiga bungkus serbuk jamu lain ke kolam. “Silakan kau aduk-aduk kolam yang luas itu semampumu, dan cicipi apakah airnya ikut terasa pahit!” ucap sang guru kemudian.
Setelah mengaduk, sang murid pun mencermati wajah air kolam yang sedikit pun tidak berubah warna. Dan, ia pun mencicipinya. “Tawar, guru!” ucapnya kemudian.
“Muridku, bayangkan jika serbuk jamu itu kau taburkan di danau yang luas. Berpuluh-puluh bahkan mungkin beratus-ratus bungkus serbuk jamu pun yang kau taburkan, warna air danau tak akan berubah, apalagi menjadi pahit!” ungkap sang guru kemudian.
“Maksud guru?” serbah sang murid masih belum menangkap isi nasihat gurunya.
“Perbesarlah wadah dan isi air, apa pun yang masuk, tidak akan mengubah rasanya. Perbesarlah wadah jiwa kita, seberapa besar pun masalah yang dihadapi, insya Allah, ia tetap hambar dan tak akan mempengaruhi diri kita,” jelas sang guru yang disambut anggukan pelan muridnya.
**
Baginda Rasulullah saw. pernah mengungkapkan keunggulan jiwa seorang mukmin. Jika diberi nikmat ia bersyukur, dan itu menjadi nilai plus buat dirinya. Dan jika diuji dengan ketidaknyamanan, ia bersabar, dan itu pun menjadi nilai plus lain buat dirinya.
Tapi boleh jadi, belum banyak dari kita yang merasakan bahwa sabar adalah ungkapan untuk menunjukkan betapa luas dan dalamnya wadah jiwa seorang mukmin. Seluas samudera yang akan menghambarkan apa pun yang mencemarinya.

sumber: www.eramuslim.com

Yuk, kita perluas  wadah jiwa kita. Agar setiap permasalahan yang ada, bisa kita sikapi dengan positif dan bijaksana. ^^



Minggu, 15 Januari 2012

Bisakah liburan kita efektif? Tentu!


Liburan mempunyai daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa. Ia identik dengan jalan-jalan, kumpul bersama keluarga, shoping, dan lain sebagainya. Liburan membuat mahasiswa seakan-akan terbebas dari segala aktivitas yang menguras fikiran, tenaga, dan hati. Tentu,  kedatangannya sangat dinanti.

Namun, akankah liburan hanya kita isi dengan kegiatan-kegiatan yang “have fun” saja?  Gak dong.. Seorang mahasiswa semestinya dari awal sudah punya plan masing-masing untuk liburannya. Bagi yang belum punya plan, buat segera! Tidak ada salahnya kita list dari sekarang apa-apa saja yang akan dilakukan selama liburan. Jangan sampai hari-hari kita selama liburan kosong melompong tanpa kegiatan yang bermanfaat.

Bagi sahabat yang bingung untuk mengisi liburannya seperti apa, berikut ini saya paparkan hal-hal yang akan saya lakukan selama liburan. Semoga bisa menginspirasi. Dan doakan tercapai ya..^^

1.       Amalan/ibadah
-          Muhasabah diri, mengevaluasi amalan selama ini dan membuat targetan untuk kedepannya
-          Menambah hafalan 1 juz dan hadits arba’in
-          Mengunjungi dan sharing bersama adik-adik rohis SMA dulu
-          Menghabiskan buku-buku bacaan islami yang belum sempat dibaca
-          ………………………………………………

2.       Akademik
-          Selesaikan PROPOSAL SKRIPSI!
-          Belajar untuk blok depan / semester depan
-          ……………………………………………….

3.       Refreshing
-          Jalan-jalan bersama keluarga di akhir pekan
-          ………………………………………………..

4.       Mengasah soft skill
-          Belajar bawa mobil sama abang
-          Memasak bersama ibu atau kalau bisa manjakan ibu untuk 1 hari, kita yang menyiapkan segala kebutuhan keluarga dalam 1 hari itu. Mulai dari membangunkan adik-adik, membersihkan rumah, memasak, dan lain-lain
-          ………………………………………………….
5.       Lain-lain
-          Update tulisan-tulisan ke blog
-          Olahraga setiap pagi (keliling komplek) = diet!!
-          Beli barang-barang untuk dijualkan ke padang (bisnis = sunnah rasul)
-          Kenali, dekati, dan jalin silaturrahim dengan semua teman yang ada di kampus lewat sms, facebook, twitter, dan lain-lain
-          Ajarkan adik-adik dalam akademiknya maupun wawasan keislamannya
-          …………………………………………………..
Nb: “……………………………………………….. “ silahkan di isi dan di tambahkan sesuai kebutuhan masing-masing. Selamat liburan.. ^^
Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "