Jumat, 25 Maret 2011

Finally, I found this way



Boleh kakak bantuin dek? Suara lembut itu memaksa kepalaku menorehkan wajah ke sang pemilik suara. Siapalah gerangan wanita cantik dan baik ini. Ia mengucapkan salam, menyalami, dan mencium pipi kanan dan kiriku. “Salam semut”, katanya setelah melihat gelagatku yang tak biasa melakukan hal itu. Nifa nama kakak itu.
Beliau sangat baik, membantuku dalam mengisi lembar demi lembar kertas untuk pendaftaran ulang salah satu perguruan tinggi negeri di Sumatera Barat. Jujur, kalau tidak ada kakak itu, mungkin aku akan berlama-lama di tempat yang gerah ini.
Setelah selesai, aku pun resmi menjadi mahasiswi fakultas kedokteran. Ayah yang sudah menunggu lama di luar gedung pendaftaran menghampiri aku dan kak Nifa. Sudah selesai mendaftarnya?, Tanya beliau. Sudah, yah.Aku pun memperkenalkan kak Nifa dengan ayah. Ayah sangat merespon ketika kakak itu menawarkan tempat tinggal untukku selama di perkuliahan ini dan akhirnya kami menuju sebuah rumah di belakang fakultas kedokteran, wisma saniya namanya.
Ayah tidak bisa berlama-lama di sini, besok beliau sudah harus ke luar negeri untuk melanjutkan pekerjaannya. Selidik demi selidik, setelah survey beberapa tempat untuk aku tinggali, pilihan kami pun jatuh kepada wisma saniya.
Di wisma itu, aku bertemu dengan orang-orang seperti ibu. Jilbabnya lebar, ibadahnya lancar, semuanya mengingatkanku akan ibu. Aku senang, karena aku dikelilingi orang-orang yang terjaga ibadahnya. Aku juga bahagia, berada di lingkungan yang mereka semua mau menerimaku walau aku tidak berjilbab lebar seperti mereka.
~
Pagi ini aku siap berangkat menuju kampus impian. Di sana aku berkenalan dengan banyak sekali teman. Aku pun langsung mendapat 2 sahabat dekat. Fira dan dira namanya. Mereka cantik, baik, dan pintar. Aku senang berada di dekat mereka.
Awal-awal perkuliahan terasa indah dengan persahabatan kami bertiga. Aku juga bergabung dalam komunitas anak Jakarta. Dan tak jarang event-event yang mereka angkatkan aku ikuti. Aku kalap.
Setengah tahun sudah aku jalani perkuliahan ini. Semua berubah, tidak seperti di awal. Mungkin lebih tepat, akulah yang berubah.
Entah mengapa, aku tentram berada di wismaku saat ini. Mungkin karena aku punya sahabat baru di kamarku. Puput namanya. Dia sama denganku. Jilbabnya tidak lebar seperti kakak-kakak di wisma. Bukan akhwat. Itulah istilah yang aku berikan kepada perempuan yang tidak berjilbab lebar.
Aku sangat menikmati ukhuwah dengan yang namanya akhwat. Lebih indah daripada persahabatanku dengan dua sahabatkuku itu. Teramat indah.
Aku dan puput mulai merombak diri. Kami selalu bersama dalam mengikuti berbagai dauroh. Aku tersadar. Alhamdulillah..
Lambat laun aku, fira, dan dira tidak sedekat dulu. Kami sibuk dengan kegiatan masing-masing. Aku sibuk dengan kegiatan dakwah, dira sibuk dengan kegiatan BEM-nya, dan fira pun tak kalah sibuk. Teman-temanku dari komunitas Jakarta pun sontak berubah dengan perubahanku. Aku sedih, aku merasa teman-temanku menjadi sedikit. Aku galau..
Namun kemudian aku tersadar, ini baru permulaan. Cobaan dan tantangan yang kuhadapi kedepan masih menanti dengan sabar.
~
Satu setengah tahun sudah aku berada di kampus ini. Aku semakin yakin bahwa jalan yang aku pilih ini tepat. Aku nyaman, sangat nyaman dengan keadaanku sekarang. Ya, jalan dakwah yang penuh cabaran.
“ukh, andai perjuangan ini mudah pasti ramai peminatnya, andai perjuangan ini menjanjikan kesenangan pasti ramai yang tertarik padanya. Jika terjatuh, bangkitlah segera. Jika terluka, ingatlah janji-Nya.”
Inilah tulisanku setelah membaca sms motivasi dari salah seorang ukhti. Ia mengingatkanku akan perjalanan panjang yang telah ku lalui, seperti cerita di atas. Semoga bermanfaat. -the end-
Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "